You’re childish (whynot)!
Bagi sebagian orang, ukuran kedewasaan adalah sudah tidak
nampaknya lagi sifat kekanak-kanakan dalam perilaku sehari-hari. Baik itu yang
berbentuk manja, tidak punya pendirian, selalu menang sendiri dan sebagainya.
Orang yang masih menampakkan perilaku tersebut kerap kali dicap sebagai
‘childish’ atau kekanak-kanakan. Namun, marilah sejenak kita renungi pelajaran
berharga dari teman kita yang satu ini, meskipun kami berasal dari spesies yang
berbeda.
Seperti halnya manusia, sebuah tanaman akan melewati beberapa
proses pertumbuhan yang berbeda di setiap masa hidupnya. Mulai dari penyemaian
bibit/biji, munculnya akar, tumbuhnya tunas, sampai ia menjadi pohon dengan
ukuran yang relatif kecil. Tapi cobalah perhatikan sejenak. Bagaimana cara ia
tumbuh hingga menjadi sebuah pohon yang kokoh, berdaun lebat, kuat meski
diterpa angin dan musim yang silih berganti. Ya, ia bisa seperti itu karena
tumbuhnya tunas baru di setiap ujung-ujung dahannya makin hari kian banyak.
Tunas yang masih hijau, rapuh, dan terkadang menjadi incaran bagi ulat
disekitarnya. Pohon itu bahkan tidak bisa menahan pertumbuhan tunas baru
tersebut yang semakin banyak saja tiap harinya.
Sifat kekanak-kanakan bagaikan tunas, yang tanpanya kita
tidak bisa hidup sedewasa ini. Tanpanya juga kita tidak bisa menjadi pribadi
tangguh, dan siap menjadi jauh lebih tangguh dari sebelumnya. Satu hal yang
penting lagi bahwa, janganlah merasa malu ketika ada seseorang yang meneriakimu
‘childish’ karena, katakan dalam hati inilah caraku untuk menjadi pohon yang siap melewati
berbagai musim dan terpaan angin yang dahsyat.
Aku tumbuh dari sifat kekanak-kanakan, belajar banyak
darinya, dan akan (kembali) menjadi seperti itu.